Ingin Hidup Selamanya

Menikmati hidup saat sedang menulis baris kode di kampus.
Menikmati hidup saat sedang menulis baris kode di kampus.

Kematian.

Adalah hal yang pasti di dunia ini.

Dari dulu sudah banyak cerita upaya orang untuk menghentikan hal ini.

Alkisah kaisar Cina pertama memerintahkan pengikutnya untuk mencari ramuan keabadian ke Jepang karena kaisar sangat takut pada kematian. Pada akhirnya ramuan tersebut tidak ditemukan dan pengikutnya memilih menetap disana dan konon menjadi nenek moyang orang Jepang.

Pada masa penjelajahan, ada juga legenda “Fountain of Youth” yaitu air mancur yang mana jika kita meminumnya maka kita akan awet muda. Karena konon lokasinya berada di Florida, maka pergilah penjelajah Spanyol untuk mencarinya. Pada akhirnya lokasinya tidak ditemukan.

Ada juga kisah Gilgamesh yang merupakan raja di daerah Mesopotamia kuno. Alkisah sang raja kehilangan sahabatnya karena kematian dan raja mulai menyadari bahwa hidup ini fana. Maka sang raja memulai petualangan untuk mencari rahasia kehidupan abadi. Walau hampir berhasil dan telah bertemu manusia yang diberkati keabadian, Gilgamesh tetap tidak bisa hidup abadi.

Dan banyak kisah serupa lainnya.

 

 

Kenapa orang-orang dari dulu begitu inginnya mengalahkan kematian?

Mungkin karena kita bahagia dengan kondisi kita saat ini. Dan kita ingin terus merasakannya.

Mungkin karena kita takut dengan kehidupan setelah kematian. Apa memang benar akhirat itu ada? Kalaupun ada, apa kita kita akan masuk surga? Kita manusia takut dengan hal yang tidak kita ketahui.

Mungkin karena kita tidak ingin ilmu dan hasil latihan kita sia-sia. Kita ingin hal yang susah payah kita dapatkan ini bertahan lebih lama.

 

 

Tapi bukankah jadi mengerikan jika seandainya kita bisa mengalahkan kematian, maka populasi di dunia ini akan sulit berkurang. Bumi akan penuh sesak.

Bukankah jadi mengerikan karena dengan begini penguasa atau pengusaha yang memegang kendali besar jadi bisa melanjutkan kejayaan mereka.

Akan jadi mengerikan karena dengan hidup selamanya maka orang-orang akan bersantai-santai saja karena toh mereka bisa melakukan hal yang mereka inginkan nanti.

Dan kalaupun seandainya kita diberi umur 1000 tahun, apa yang menjamin kita tidak meminta hidup seribu tahun lagi? Bukankah manusia adalah makhluk yang rakus?

 

 

Pada akhirnya aku mendapat kesimpulan bahwa kematian merupakan hal yang diperlukan.

Bukankah hidup ini jadi berarti karena waktunya yang singkat ini? Dengan waktu kita yang sedikit ini, tiap detik itu sangatlah berharga.

Jangan sia-siakan waktu kita untuk hal yang tidak berarti. Bersungguh-sungguhlah untuk hal yang berarti bagi kita.

Seandainya yang mati ditanya apa yang mereka sesali, jawaban mereka adalah tidak bersungguh-sungguh sewaktu hidup.

Jadi kalau kita tidak bisa menghentikan kematian, lalu apa yang bisa kita lakukan?

Kita bisa memulai dengan mencoba memperpanjang umur kita, caranya bagaimana? Tentu saja dengan hidup sehat seperti berolahraga dan makan sehat.

Selain memperpanjang umur, hal ini juga bisa membuat kita lebih bugar untuk mengerjakan hal yang berarti bagi kita tersebut.

Omong-omong perihal Gilgamesh tadi, akhirnya setelah pulang sang raja menyadari bahwa warisan sejati bukanlah melalui keabadian fisik, tetapi melalui karya dan kenangan yang ditinggalkan bagi generasi mendatang.

Jika aku memang tidak bisa hidup selamanya, aku ingin mewarisi hal yang berharga bagi generasi selanjutnya kelak sembari menjalani hidup yang tidak akan kusesali saat aku mati nanti.