Pajak, yang Seharusnya

Courtesy: ChatGPT, prompt: generate gambar "orang sedang melaporkan pajak", can you make it more cartoonish? not too realistic
Courtesy: ChatGPT, prompt: generate gambar "orang sedang melaporkan pajak", can you make it more cartoonish? not too realistic
 

Pajak, merupakan sebuah momok bagi orang yang telah beranjak dewasa.

Kenapa tidak? Setelah menjadi dewasa, kita harus menjadi manusia yang bertanggung jawab dan salah satu yang hal yang bisa kita lakukan untuk itu adalah bekerja.

Dengan melakukan pekerjaan, kita akan berkontribusi pada dunia ini, yang kemudian kita akan mendapat imbalan berupa uang.

Namun, uang yang telah kita dapatkan dengan kerja keras ini (mudah-mudahan begitu) akan ditagih oleh negara sebanyak sekian persen.

Sebagai makhluk yang egois, tentu saja kita secara wajar berpikir sebisa mungkin tidak perlu membayarnya sehingga kekayaan kita bisa kita nikmati seutuhnya.

Paling tidak begitulah pikiranku beberapa saat yang lalu.

Setelah aku berpikir lebih jauh lagi sepertinya hal ini sama sekali tidak sesimpel itu.

 

 

1. Pajak itu perlu

Pajak menurutku adalah bentuk distribusi kekayaan, dengan orang yang lebih beruntung yang memiliki harta berlebih dibebankan dengan persentase lebih besar dan tentunya dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan yang kurang beruntung.

Seandainya pajak tidak diwajibkan, kemungkinan besar orang yang lebih beruntung ini tidak akan mau memberikan sebagian hartanya untuk orang lain itu.

Kita tidak bisa mengharapkan murni kerendahan hati orang agar mau memberikan sebagian hartanya untuk memberikannya ke orang lain.

Padahal kekayaan mereka bisa jadi juga datang melalui kontribusi mereka terhadap pajak itu.

Kita beri contoh pengusaha bahan bangunan. Mungkin pada kenyatannya tidak sesimpel ini tapi ini contoh gambaran besarnya.

Dengan dibebankan pajak, maka negara mempunyai uang untuk membangun infrastruktur negara, dan tentunya pengusaha ini (kemungkinan) akan diuntungkan karena negara bisa jadi bekerja sama dengan bisnis mereka misalnya untuk membangun sarana publik seperti jalan, jembatan, dan gedung pemerintahan.

Lalu kemudian masyarakat juga dengan mudah bisa bertransportasi ke tempat lain yang jalannya sudah dibangun itu, yang mana kemudiana mereka akan membangun rumah atau tempat usaha di tempat baru yang bisa dicapai tersebut, sehingga pengusaha bangunan tadi akan semakin makmur karena bisnis mereka akan semakin dibutuhkan.

Semua di dunia ini saling terkait satu sama lain.

Tidak begitupun, orang kaya yang menimbun hartanya hanya akan menimbulkan bencana ekonomi karena uang yang beredar di masyarakat akan berkurang sehingga akan mengakibatkan harga barang/jasa naik. Dengan dibebankannya pajak, hal tersebut bisa dicegah.

2. Pajak bukan solusi utama

Selain untuk membangun infrastruktur, pajak juga diperlukan untuk membiayai aparatur negara dan juga usaha milik negara.

Saat kedua hal tersebut tidak berjalan baik apa solusi yang malasnya? Menaikkan pajak!

Ini merupakan hal yang keliru, karena jika masalah utamanya tidak diselesaikan maka berapapun pajak yang dibebankan ke masyarakat tidak akan cukup.

Apa contoh hal yang tidak berjalan baik tersebut? Aparatur negara digaji berlebihan atau tidak pantas dengan yang seharusnya, adanya korupsi, atau ketidakbecusan dalam pengelolaan usaha milik negara tersebut.

Hal ini akan mengikis kepercayaan masyarakat ke negara dan pemerintah, karena masalah yang sebenarnya tidak diselesaikan sedangkan masyarakat yang harus menanggung konsekuensinya.

Seharusnya menaikkan pajak adalah solusi terakhir, bukan yang utama.

3. Pajak untuk orang kaya tidak bisa semena-mena

Berbagai negara Eropa menaikkan pajak orang kaya ke level orang kaya tersebut tidak tahan lagi untuk berada di negara tersebut.

Apa yang terjadi?

Orang kaya tersebut meninggalkan negaranya.

Alih-alih terjadi peningkatan jumlah pendapatan dari pajak, yang terjadi pendapatan dari pajak malah berkurang.

Tidak sulit bagi orang kaya untuk melakukan hal tersebut dengan luasnya koneksi mereka, besarnya kekayaan, dan bantuan dari pihak luar.

Swiss dan Qatar biasanya menjadi negara pelarian orang kaya tersebut.

Orang kaya memang menjadi target empuk untuk pajak, karena nominal yang mereka setorkan akan sangat besar. Sangat logis jika berpikir lebih baik negara fokus menaikkan pajak mereka yang jumlahnya sedikit ini karena akan lebih efektif alih-alih warga biasa yang tidak akan berkontribusi seberapa walaupun jumlahnya banyak.

Hal ini juga sangat mudah digunakan untuk menarik dukungan publik dalam kampanye politik, karena toh yang bakal jadi target kemungkinan besar bukan mereka. Dan memang pada dasarnya sifat iri hati beberapa manusia akan membuat mereka mendukung dalam mengambil harta orang kaya yang mereka tidak suka itu.

Negara harus mampu menentukan titik temu yang pas berapa yang harus dibebankan kepada orang kaya, tidak bisa seenaknya.

4. Pajak harusnya dibuat mudah

Membayar pajak serasa mendapat hukuman.

Seolah kita melakukan kesalahan, padahal tidak ada yang salah dalam hal ini.

Namun karena uang yang kita miliki dipotong oleh negara, kita seolah dihukum karena dipaksa melakukan hal yang tidak kita inginkan.

Mempertimbangkan perasaan masyarakat ini, harusnya proses perpajakan ini jangan sampai sulit, sebaiknya proses ini dibuat semudah mungkin.

Seandainya proses melaporkan pajak semudah membeli barang di toko online atau menabung di bank digital akan sangat membantu.

Maksudku tentu saja pajak mungkin tidak sesimpel itu, tapi maksudnya lebih memikirkan pengalaman pengguna saat melaporkan pajak.

Misalnya petugas pajak bisa melakukan survey pengguna bagaimana pengalamannya dalam melaporkan pajak, barangkali ada yang bisa ditingkatkan dalam situs webnya.

Mungkin saat masuk ke laman webnya pengguna cukup memasukkan NIK nya kemudian memasukkan password yang tertera di NPWP (misalnya) sehingga lebih mudah untuk melakukan pelaporan.

Mungkin saat memilih kategori bisa ditambakan ilustrasi sehingga lebih intuitif?

Mungkin teks dan warnanya bisa dibuat lebih jelas dan kontras sehingga nyaman saat diisi?

Atau mungkin saat mengisi formulirnya dibagi ke dalam beberapa tahap agar tidak terasa banyak dan kemudian di akhir sampaikan kata motivasi seperti “Terima kasih kontribusimu dalam membangun negeri ini, pahlawan bangsa” kemudian menampilkan convetti 🎉 yang akan membuat orang sangat termotivasi dalam melaporkan pajak mereka.

Sehingga situs webnya bukan hanya “sekedar ada” saja sudah cukup. Sebagai seorang pengembang perangkat lunak menurutku produk digital itu memang sepatutnya selalu diperbaharui dan diminta tanggapan pengguna secara berkala.

Selain dari sisi teknis, dari sisi proses juga bisa ditingkatkan. Menurut pandanganku, dengan adanya jasa konsultasi pajak hal itu menggambarkan kalau proses pajak ini sangat sulit dipahami, jika sampai ada jasa pihak ketiga untuk membantu kita melakukan suatu hal berarti menurutku suatu hal itu tidak terlalu mudah dilakukan.

 

 

Semakin besar penghasilan yang kita miliki, semakin besar pula persentase dan jumlah pajak yang kita bayarkan.

Hal ini memang terasa sangat berat, namun sebagai individu kita juga harus sadar secara tidak langsung pajak ini jugalah yang secara tidak langsung ‘membantu’ kita mendapatkan penghasilan kita itu.

Kita tidak bisa seenaknya sendiri.

Negara juga harusnya tidak semena-mena dalam menaikkan beban pajak, dan pajak yang dibayarkan masyarakat hendaklah selalu dimanfaatkan dengan baik, itu adalah tanggung jawab yang sangat besar.

Dan juga bantulah masyarakat dalam proses perpajakan ini dengan mempermudah prosesnya.

Akhir kata, semoga pekerjaan yang kita lakukan dan pajak yang kita bayarkan ini dapat membantu menciptakan dunia yang lebih baik.